Diesnatalis Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknologi Pertanian ke-23
Berita
Jember – Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknologi Pertanian, melalui Departemen Kaderisasi dan Pengawas Organisasi mengadakan kegiatan...
selengkapnyaProgram ini menawarkan perkuliahan selama 3 tahun (6 semester) di bidang pertanian dengan kompetensi utama teknologi industri pangan yang meliputi proses penanganan bahan mentah, pengolahan dan pengawetan produk pangan. Calon mahasiswa yang bisa mendaftar program ini adalah lulusan SLTA atau sederajat dari berbagai jurusan khususnya yang mengajarkan biologi, kimia dan matematika. Dalam proses belajar mengajar, mahasiswa mengikuti perkuliahan baik di kelas, laboratorium maupun di lapangan selama 5 semester, termasuk menyelesaikan tugas akhir. Kemudian pada semester 6, mereka mengikuti program magang di perusahaan-perusahaan yang relevan. Setelah menyelesaikan program ini, lulusan akan mampu menguasai keterampilan teknis dan manajerial dalam pengolahan produk pangan mulai dari bahan mentah sampai menjadi makanan dan minuman yang lezat, sehat dan bergizi. Dengan memiliki kompetensi tersebut, lulusan memiliki peluang kerja menjadi wirausahawan di bidang produksi makanan dan minuman, atau menjadi karyawan di perusahaan pengolahan makanan dan minuman, perusahaan pengolahan hasil ternak (seperti daging, susu dan telur), dan perusahaan pengolahan hasil perikanan (misalnya: ikan kering, ikan kalengan, dll.).
Visi program studi
Lembaga pendidikan tinggi berbasis vokasi yang menyiapkan sumber daya manusia beriman, bertaqwa, profesional dan handal serta mengembangkan teknologi terapan di bidang teknologi industri pangan
Misi program studi
Tujuan program studi
Kompetensi
Keahlian utama dari Ahli Madya Teknologi Pangan adalah mampu secara profesional mengaplikasikan dan mentransformasikan prinsip-prinsip ilmu pangan pada sistim seleksi bahan pangan, karakterisasi (sifat fisik dan kimia) bahan pangan , analisa pangan (kimia, fisika, mikrobiolgi dan sensory), Teknologi Penanganan Pasca Panen, Teknologi pengolahan dan pengawetan, Teknologi pengemasan Pangan, Pengawasan mutu, Sanitasi Industri Pangan, Penanganan limbah industri pangan dan distribusi produk, manajemen industri pangan dan kewirausahaan
Laboratorium
Kegiatan Project Based Learning (PBL)
1. Project Based Learning (PBL) Pangan Fermentasi
Program PBL yang dilaksanakan dalam program studi Teknologi Industri Pangan pada mahasiswa semester II memusatkan perhatian pada pembuatan produk pangan fermentasi. Ini merupakan bagian dari serangkaian praktikum pada mata kuliah Mikrobiologi Pangan dan Pengolahan, yang mencakup pembuatan Tape, Tempe, Nata de Coco, dan Yogurt. Proses pembuatan produk fermentasi ini mengintegrasikan prinsip-prinsip higiene, sanitasi, dan keselamatan kerja yang diajarkan dalam mata kuliah Higiene, Sanitasi dan Keselamatan Kerja. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan standar keamanan pangan yang telah ditetapkan.
Selain fokus pada aspek teknis, program ini juga memasukkan evaluasi produk secara menyeluruh. Melalui pengujian sensoris yang terdiri dari berbagai metode dalam mata kuliah Analisis Sensoris, serta analisis kimia yang dilakukan dalam praktikum mata kuliah Analisis Kimia Pangan, mahasiswa dapat mengevaluasi kualitas produk fermentasi secara menyeluruh. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk memastikan bahwa produk tidak hanya aman untuk dikonsumsi, tetapi juga memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan.
Waktu pelaksanaan PBL ini mencakup periode 12 pekan, dimana mahasiswa terlibat dalam pembuatan dan pengujian produk fermentasi secara intensif. Mulai dari sosialisasi pelaksanaan PBL hingga pembuatan produk, setiap tahapan memiliki peran penting dalam mencapai tujuan akhir. Evaluasi hasil produk dilakukan dengan membandingkan produk yang dihasilkan dengan standar mutu yang telah ditetapkan dalam SNI 3144-2015 untuk produk tempe, SNI 01-4317-1996 untuk produk nata de coco, dan SNI 2981-2009 untuk yogurt. Ini memastikan bahwa produk yang dihasilkan tidak hanya sesuai dengan harapan, tetapi juga dapat dipasarkan dengan aman dan efektif.
Selain itu, PBL juga diterapkan dalam konteks lain, seperti pada pengolahan produk roti dan kue. Mahasiswa semester 4 terlibat dalam proyek ini dengan tujuan untuk memahami seluruh proses produksi, pengawasan mutu produk, dan strategi pemasaran. Walaupun menghadapi beberapa kendala seperti keterbatasan sarana prasarana, evaluasi akhir menunjukkan bahwa produk-produk yang dihasilkan memenuhi standar SNI dan memiliki daya terima yang baik di pasaran. Ini menegaskan bahwa PBL merupakan pendekatan pembelajaran yang efektif dalam mengintegrasikan pengetahuan teori dengan aplikasi praktis dalam menghasilkan produk berkualitas.
2. Project Based Learning (PBL) Teknologi Pengolahan Produk Roti dan Kue
PBL Pengolahan Produk Roti dan Kue melibatkan mahasiswa semester 4 yang dilakukan dengan menyesuaikan kompetensi dan capaian pembelajaran pada mata kuliah terkait sehingga project ini juga mencakup persiapan bahan,produksi, dan pemasaran. Produk luaran PBL berupa produk produk roti dan kue yaitu roti, bolen pisang,proll tape, dan nastar ubi jalar ungu dengan tampilan lebih menarik, Tujuan dilakukannya PBL ini agar mahasiswa dapat memahami fungsi bahan,tahapan proses produksi, pengawasan mutu produk, dan pemasaran serta mampu memecahkan permasalah yang mungkin terjadi selama rangkaian proses. Waktu pelaksanaan PBL adalah 12 minggu .
Produk yang dihasilkan dari PBL Pengolahan Produk Roti dan Kue ini berupa roti, bolen pisang,proll tape, dan nastar ubi jalar ungu dimana dalam proses pembuatannya melibatkan seluruh mahasiswa semester 4 baik TIP Kampus Utama Jember dan TIP Kampus 2 Bondowoso. Capaian pembelajaran yang diharapkan tercapai dimana mahasiswa dapat melakukan proses produksi, pengawasan mutu produk, dan melakukan prosedur standar untuk mengatasi permasalahan yang kadang terjadi selama proses produksi, selain itu mahasiswa juga dapat menentukan harga dan melakukan proses pemasaran di wilayah kampus dan sekitarnya dengan hasil yang sesuai harapan. Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan PBL berupa keterbatasan sarana prasarana pendukung pelaksanaan proses PBL sehingga kurang dapat mengimbangi jumlah siswa yang cukup besar dalam sekali produksi.
Kerjasama Dalam Negeri :
Kerjasama Luar Negeri :